Minggu, 10 Januari 2010

my FamilY

Aku, dibesarkan ditengah keluarga yang lengkap dengan hiruk pikuk kesusahan. Bukan maksudku menampik segala kenikmatan yang aku dapat dalam kehidupan ini. Semuanya berjalan bagai air , tak tenang seperti danau dengan keindahan kilauan hexagonal nya. Mungkin aku ditakdirkan hidup bagaikan berkelana diatas ombak lautan. Kadang tenang, selebihnya adalah ombak-ombak liar yang membuatku terperangkap untuk melewatinya. Bersama keluarga yang tidak utuh tanpa kepala keluarga.
Ibu adalah satu-satunya harta yang patut aku banggakan, harta satu-satunya yang aku miliki didunia ini. Dia bertahan memperjuangkan kelayakan kami bersama hidupnya diatas garis kemiskinan. Wanita paling tegar yang aku kenal. ia tak pernah meneteskan air mata setetespun hanya untuk mengeluh nasib pemberian Tuhan yang selalu Ia Agungkan.
Ia mengajarkan ke-empat anaknya untuk selalu mensyukuri jiwa yang telah Tuhan anugerahkan. Baginya Tuhan terlalu baik menciptakan kami menjadi anak yang ia harapkan. Tapi sampai saat ini aku belum menemukan keagungan Tuhan itu. Sebatas iman untuk mempercayai besarnya Keagungan Tuhan tanpa melihat keindahan yang Tuhan berikan bagi hidup kami.
Dengan ekonomi yang pas-pasan, ibu berjuang memberikan pendidikan semampunya kepada kami, ibu selalu berusaha memenuhi kebutuhan dunia pendidikan, tanpa kami tahu berapa sakit yang ia tahan untuk selalu mempertahankan keutuhan keluarga. Dan aku berharap semoga Tuhan menjadikan keringatnya sebagai saksi kesabaran yang akan menolongnya diakhirat kekal dan menjadikan butirannya sebagai cahaya yang berkilauan di Surga nanti.
Dengan ini tentu saja, aku sadar bahwa ibu menaruh harapan besar pada anak-anaknya untuk mengubah kehidupan kami menjadi keluarga yang dihargai dengan kejayaannya. Dan aku berjanji, airmata yang sering menjadi bukti keluhan ini kelak akan menjadi saksi nyata baktiku kepada ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

i wish u give your comment :)